Sabtu, 26 Maret 2011

Lowongan Di Akhirat



Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan. Lowongan ini terbuka
bagi semua orang tanpa pengecualian, tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi.
Lowongan ini terbuka bagi semua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar
belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak, perampok, koruptor, pembunuh, pendeta,
kyai, para dermawan, dll. Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang disediakan,
bahkan yang tidak melamar sekalipun pasti diterima !

LOWONGAN DISEDIAKAN UNTUK 2 POSISI :

A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

UNTUK POSISI A DISEDIAKAN FASILITAS DAN KOMPENSASI SBB :

Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi, kandidat dijamin akan
memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :
1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.

Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan dunia.
Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan
jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (HR Muslim). Nikmat
yang lebih indah dari syurga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan merasakan ‘wajah’
Allah, inilah puncak segala kenikmatan, inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia,
yaitu keindahan menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.

UNTUK POSISI B DIPASTIKAN AKAN MENIKMATI BERAGAM KESEMPATAN
DIBAWAH INI

Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam terbuka dengan fasilitas
pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka
dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah
kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab
kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun
akan merasa lega.

Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat. Para
pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat
sedemikian rupa hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng). Rasulullah
saw bersabda, “Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai) hingga sebesar gunung Uhud, dan
(tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan” (diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR
Muslim). Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, “Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali,
dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat” M(HR Muslim). Rasulullah saw
bersabda, “Allah mempunyai malaikat yang jarak antara kedua belah matanya adalah sepanjang
seratus tahun perjalanan” (Abu Daud, Ibn Hanbal).

Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar isi perut, minuman yang
mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam renang gratis yang berisi nanah dan darah.
Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk menyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti
hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.
Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training yang lamanya mencapai ribuan
tahun, yaitu :

1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan ‘hidup’ dalam kesengsaraan ditemani ular
dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah buruk selama bertahun-tahun hingga ribuan tahun di
alam barzakh tergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.
2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan tahun, dalam suasana kepanikan
dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dan saudara-saudara kita tak mampu menolong kita
karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Bahkan para nabipun tidak mampu
menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat
padanya.

SYARAT-SYARAT PELAMAR

- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau
seksi.
Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

WAKTU WAWANCARA :

Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir meninggalkan kuburan Anda.
Sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan di dalam kubur,maka
jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka
meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal). Perlu diketahui
jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam
kandungan ibu.
Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu.

LOKASI DAN LAMA WAWANCARA

Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama beberapa menit hingga ribuan
tahun tergantung posisi yang dilamarnya.
Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan) selama beberapa hari
hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah
pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang
miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit
harta untuk diminta pertanggungjawabannya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta
pertanggungjawabannya).

PEWAWANCARA:

Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh sang Penguasa Hari Kemudian

WAWANCARA HANYA BERISI 6 PERTANYAAN :

1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa agamamu ?
3. Siapa nabimu?
4. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?
Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa dihapal dari sekarang karena
keimanan dan amal kitalah yang akan menjawabnya.

CARA MELAMAR:

Sekalilagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu melamar, siapa saja dijamin
diterima, bahkan untuk melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk
sekaliber malaikat yang bernama Izroil. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi
sebentar lagi).

BENARKAH LOWONGAN INI ?

Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam ini yang tidak mampu kita
ketahui, apalagi mengenai akhirat.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat.
Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat
kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang
bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui
(tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan
banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang
dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak)
untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana
akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)

Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini. Tidak sadar ia bahwa dirinya sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.

MAU MELAMAR KE POSISI B ?
Mudah saja, hiduplah sesuka anda

Al-Qur'an Menjawab Pertanyaan Manusia



Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?

Al-Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2).
  
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?

Al-Qur'an Menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?

Al-Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?

Al-Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
(Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?

Al-Qur'an Menjawab : dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?

Al-Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?

Al-Qur'an Menjawab : Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakal (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?

Al-Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At-Taubah : 111)

Selasa, 08 Maret 2011

Anak ku ( Putri Narindra )



tertidur berbantal keluh
keluh resah dari seorang anak

yang mimpinya terlindas buldozer pematang sawah
merubah lapang menjadi kerikil panas

dekap sini sayang
lari kepangkuan abah dan ambu
sini duduk manis sayang
akan kami carikan kutu" di rambut mu
sambil kita hisap cerita tentang capung dalam sarang

ada apa dengan telapak kaki mu
mengapa hiasan luka semakin sering menyambangi tubuh mu
kering kerontang kami bak ladang yang tak di sambangi air saat hujan

makan lah apa yang ada nak
jangan paksa abah dan ambu mencuri nasi dari tong sampah sebrang jalan
makan keringat dan angin saja kita sudah terbiasa
dan sering membuat kita kenyang selama ini

Senin, 07 Maret 2011

Saatnya Menguji Kecerdasan Imam Syafi’i



Di masa pemerintahan Harun Ar-rasyid ada sekelompok orang yang iri dengan kecerdasan Imam Syafi’i. Mereka ingin mempermalukan sang Imam di depan Harun Ar-rasyid. Mereka kemudian mengajukan beberapa pertanyaan pada Imam Syafii.

Seseorang bertanya kepada Sang Imam “ Ada dua orang muslim berakal yang minum khamar. Salah satunya diganjar hukuman Hadd dicambuk sebanyak 80 kali . Tapi yang satunya tidak diapa-apakan. Mengapa bisa demikian ?” Tanya salah seorang di antara mereka pada Imam Syafii.

Kemudian Sang Imam menjawab “Salah seorang diantara mereka berdua itu sudah baligh sehingga ia harus dihukum hadd. Sedangkan satunya belum baligh, sehingga ia tak diapa-apakan,” jawab Imam Syafii mantap.
Orang yang kedua kemudian bertanya “Ada 5 orang menzinahi seorang wanita. Orang pertama divonis bunuh. Orang kedua dirajam. Orang ketiga dihukum hadd. Orang keempat dikenai setengah hokum hadd. Sedangkan orang kelima dibebaskan. Kenapa bisa demikian ?”

Kemudian Sang Imam menjawab “Orang pertama menghalalkan zina sehingga ia harus divonis murtad dan wajib dibunuh. Orang kedua muhshan (sudah menikah) sehingga ia harus dirajam. Orang ketiga ghairu muhshan (belum menikah) sehingga ia harus dihukum hadd. Orang keempat seorang budak yang harus dihukum setengah hokum hadd. Sedangkan orang kelima gila sehingga ia tak mendapat hukuman apapun,” papar Imam Syafii.

Orang yang ketiga kemudian bertanya “Seorang laki-laki mengambil sebuah wadah air untuk minum. Namun ia hanya bisa meminum separuhnya yang halal sedangkan sisanya haram. Bagaimana ini bisa terjadi ?” Tanya mereka lagi.

Kemudian Sang Imam menjawab “Laki-laki itu telah meminum separuh air di wadah. Ketika mau meminum separuhnya lagi, ia mengalami mimisan sehingga darah menetes ke wadah itu bercampur dengan air. Sehingga, sisa air itu haram baginya,” jawab Imam Syafii.

Jawaban Imam Syafii itu membuat sang khalifah tersenyum seraya berkata,” Semoga Allah memperbanyak pada keluarga besarku orang sepertimu.”

Sabtu, 05 Maret 2011

Mendidik Dengan Cinta


Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Ia belajar menjadi rendah diri. 
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, Ia belajar untuk menyesali diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan Ia belajar menjadi percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian Ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, Ia belajar keadilan Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, Ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, Ia belajar menyenangi dirinya Jika anak dibesarkan dengan cinta kasih sayang dan persahabatan Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Kehidupan keluarga menjadi sumber inspirasi utama proses pembelajaran seorang anak dalam menemukan,
membentuk dan mendesain kepribadian. Dinamika kehidupan keluarga akan menjadi ruh bagi terbentuknya frame of personality.

Dari keluarga inilah anak menginternalisasikan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang nantinya akan digunakan sebagai alat berinteraksi dengan orang-orang di luar keluarganya. Sampai dengan titik ini dapat diambil suatu pemahaman bahwa baik buruknya kualitas kehidupan keluarga akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Anak akan belajar dari apa yang Ia dengar, apa yang Ia lihat dan apa yang Ia rasakan dalam keluarganya, untuk selanjutnya Ia internalisasikan dan implementasikan dalam perilaku kesehariannya.

Dengan kata lain Bila Ia mendengar hal-hal yang Indah dari keluarganya, Ia pun akan berperilaku elok, santun dan lembut. Sebaliknya jika yang Ia dengar dan Ia lihat adalah kekerasan maka anak pun akan memperlihatkan kekerasan, agresifitas dan perilaku-perilaku negative lainnya.

Dengan Cinta Kita Bicara.
Cinta adalah bahasa yang paling universal dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak. Sebab cinta merupakan amunisi jiwa yang sangat dahsyat yang mampu mengalahkan kedahsyatan topan tornado maupun ganasnya luapan lahar gunung merapi. Atas nama cinta, banyak orang (ibu) yang rela berkorban demi kemuliaan hidup anak-anaknya. 

Apakah Cinta ? 

Dalam perspektif psikologi, cinta diidentifikasikan sebagai energi kehidupan positif yang bersifat afektif (emosi) . Energi cinta akan membawa seseorang pada perilaku yang positip, karena dalam cinta tersebut terkandung unsur-unsur positip seperti keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, ketabahan, kejujuran, kepercayaan dan kesunguhsungguhan. Ketika energi cinta ini diimplemetasikan dalam mendidik anak-anak, maka orang tua harus berlaku ikhlas (lahir dan bathin), sabar dan penuh kasih sayang. Kasih sayang dalam kontek ini tidak berarti harus selalu memberi atau
menuruti semua kehendak anak, tetapi mempertegas sikap untuk memberi pelajaran pada anak bahwa tidak setiap keinginan atau kehendak itu harus terpenuhi. Ketegasan tidak sama dengan kekerasan !! Dunia anak-anak jauh sangat berbeda dengan dunianya orang tua/dewasa. 

Banyak hal yang berbeda bahkan bertolak belakang diantara keduanya. Kenyataan ini sering membuat orang tua tidak sabar dan tidak tabah dalam mengsuh/mendidik putra-putrinya. Ketidaksabaran dan ketidaktabahan ini menimbulkan konflik yang sering memicu timbulnya kemarahan, sehingga cinta yang semestinya menjadi energi positif berubah menjadi energi destruktif yang merusak sendi-sendi harmoni cinta antara orang tua dan anak-anaknya

Oleh karena itu memelihara cinta sebagai amunisi jiwa adalah merupakan kata kunci untuk membangun kejujuran, kepercayaan dan kesungguhan dalam “gerakan” mendidik dan mengasuh anak-anak tercinta. 

Bagaimana Memelihara Cinta ?

Sebagaimana sebuah tanaman, Cinta juga memerlukan pemeliharan yang baik agar tumbuh subur, berbunga indah dan berbuah lebat. Tanaman perlu dipupuk dengan pupuk organic untuk menjaga kesuburannya, maka cinta juga perlu disuburkan dengan pupuk-pupuk rohaniah. Diantara pupuk yang paling mujarap untuk menjaga kesuburan cinta adalah menumbuhkan rasa saling mengerti. Orang tua harus mencoba belajar memahami dunia anak-anak. 

Anak-anak bukan merupakan manusia dewasa dalam bentuk mini. Artinya jangan memeperlakukan anak-anak seperti kita memeperlakukan orang dewasa. Anak mempunyai dunianya yang khas, yang sangat berbeda dengan dunia kita. Dunia anak-anak adalah berekplorasi, berekperimen mencari tahu dan menemukan sesuatu yang sesuai dengan frame of reference mereka yang masih sangat simple. Bermain bagi seorang anak adalah aktivitas pencarian untuk menemukan apa yang sedang ia cari. Sedangkan bermain bagi orang dewasa adalah
refressing untuk menyegarkan jiwa raga setelah bergelut dengan padatnya pekerjaan. Dunia orang dewasa adalah dunia bekerja, dunia tanggung jawab yang menuntut kerja keras dan nilai-nilai pertanggungjawaban. Dimana semua itu akan bermuara pada terbentuknya rasa ukhuwah atau persaudaraan yang lebih kuat dan lebih baik. Persaudaraan yang kokoh adalah muara akhir dari energi cinta. Kesuburan cinta harus pula ditingkatkan dengan doa. Ketulusan dan keikhlasan doa merupakan jembatan bagi manusia untuk membentuk kehidupan jiwa yang khusuk, jiwa yang tawadu, konaah dan istiqomah , dimana semua itu akan menuntun terwujutnya perilaku yang halus sebagai wujut kematangan jiwa. Doa adalah intinya ibadah, di dalam doa termuat muatan cinta yang tidak terbatas. Maka berdoalah anda maka anda akan menjadi orang kaya dengan cinta. Doa akan menuntun manusia untuk mengakui bahwa dirinya adalah doif, lemah dan penuh ketidakberdayaan. Ketidak berdayaan inilah yang mendorong manusia untuk bersama membangun kekuatan yang namanya Cinta

Antara Ketegasan dan Kekerasan

Tidak ada satupun alasan pembenar yang dapat membenarkan tindak kekerasan pada anak untuk sebuah metode pendidikan. Kekerasan akan meninggalkan dendam dan kebencian. Yang dianjurkan adalah menggunakan pendekatan ketegasan. 

Tegas berarti aseritif, yaitu membiasakan disiplin untuk melatih bertanggungjawab. Ketegasan memang sering berimplikasi pada suatu suasana yang tidak menyenangkan bagi anak-anak. Namun selama ketegasan itu kita komunikasikan secara terbuka (tidak didasari oleh ego kekuasaan sebagai orang tua), maka lambat laun anak akan mengerti mengapa saya “dipaksa” bigini atau begitu” oleh ayah/ibu saya. 

Oleh karena itu konsep ketegasan ini harus selalu diiringi dengan pemberlakuan prinsip reward and punishment. Dengan demikian ketegasan tidak meninggalkan jejak dendam dan kebencian, sebaliknya meninggalkan kesan tentang perlunya tanggungjawab dan kedisiplinan. Cinta memang butuh ketegasan. Love your child forever, so they make be you understanding. Love is miracle !! Love is power and love is future !

Detik-detik Sakaratul Maut Rasulullah SAW



Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.


Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.

 “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

“Siapakah itu wahai anakku?”

“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.

Fatimah menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya
.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.

Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.

Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.


“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.

Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah
.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya
.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Bapak Ilmu Bedah Modern Ternyata Seorang Muslim



Dalam dunia kedokteran, seringkali kita mendengar istilah ‘jahitan’ untuk menutup luka yang menganga. Penjahitan yang dalam bahasa kedokteran disebut hecting, biasanya dilakukan pada kulit atau jaringan tubuh lain yang robek. Untuk melakukan tindakan hecting diperlukan dua alat, yaitu jarum dan benang yang dikenal dengan istilah catgut. 

Catgut dibuat dari jaringan hewan. Biasanya dari usus sapi atau kambing. Mengapa dipilih dua hewan tersebut? Tak lain karena zat dari dua hewan inilah yang dapat diterima oleh tubuh manusia ketika benang (catgut) tersebut menyatu dengan kulit. Dan yang paling penting adalah karena dua hewan tadi halal digunakan menurut hukum islam.

Faktor kehalalan ini sangat diperhitungkan karena penemu metode hecting dengan zat catgut adalah seorang muslim.

Adalah seorang ilmuwan muslim, Abu Al Qasim Khalaf Ibn Al Abbas Al Zahrawi yang pertama kali menemukan catgut dan metode hecting pada abad ke-10.
Dunia pun mencatat kontribusi Abu Al Qasim ini. Sebuah buku yang ditulis oleh Ingrid Hehmeyer dan Aliya Khan, diterbitkan oleh Canadian Medical Association Journal (2007) berjudul Islam’ Forgotten Contributions to Medical Science (Kontribusi Islam yang Terlupakan dalam Ilmu Pengetahuan Medis), mengutip bahwa Abu Al Qasim adalah orang yang pertama yang menggunakan catgut sebagai bahan untuk melakukan hecting.
Metode ini ia temukan saat ia menjabat sebagai anggota Dewan Dokter Raja Al Hakam II masa kekhalifahan Umayyah di Andalusia (Spanyol sekarang). Penemuan tersebut merupakan sumbangan terbesar untuk dunia kedokteran dalam melakukan pembedahan. Betapa tidak, sebelum metode hecting ini ditemukan, pembedahan pada luka pasien dilakukan dengan cara membakar kulit atau jaringan yang terbuka. Istilah medisnya cauterization. Tindakan ini efektif menutup luka tapi sangat menyakitkan dan mempunyai efek jangka panjang yang buruk.

Peran Abu Al Qasim ini mengembangkan dunia medis terus berlanjut. Ia tak hanya menemukan metode (hecting) dan penggunaan catgut. Tokoh yang juga ahli kebidanan ini menemukan foreceps. Forcep adalah sebuah pisau bedah yang dipakai untuk mengeluarkan fetus (janin yang mati dalam kandungan). Abu Al Qasim juga dikenal sebagai orang pertama yang mengenali penyakit kelainan darah (hemophilia). Yang menakjubkan, ia juga membuat beragam obat untuk keperluan setelah operasi. Bahkan dalam hal menyiapkan gigi palsu dan memasangnya pun dapat ia lakukan.

Masih banyak kontribusi Abu Al Qasim dalam dunia medis yang dijadikan rujukan sampai sekarang. Semua rangkuman pengetahuannya tentang medis tercantum dalam bukunya yang berjudul Al-Tasrif (Metode Pengobatan). Di dalamnya ia mengemukakan banyak hal berkaitan dengan pengobatan, bahkan ia juga mengenalkan lebih dari 200 peralatan bedah yang sangat berguna untuk keperluan operasi. Al-Tasrif telah beberapa kali diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi rujukan utama sekolah-sekolah kedokteran Eropa selama lima abad. Satu nama yang pernah menerjemahkan Al-Tasrif adalah Gerard of Cremonia. Ia menerjemahkan Al-Tasrif dalam bahasa latin pada abad ke-12.

Karena kontribusinya inilah Abu Al Qasim, dalam sebuah literature medis berjudul Neuroscience in Al-Andalus and its influence on Medieval Scholastic Medicine ( Neuroscience di Andalusia dan pengaruhnya pada pendidikan medis abad pertengahan –red) yang diterbitkan tahun 2002, karya empat orang ilmuwan Spanyol yaitu A. Martin-Araguz, C.Bustamante-Martinez, Ajo. V. Fernandes-Armayor, J.M. Moreno Martinez, menobatkan Abu Al Qasim sebagai bapak ilmu bedah modern. Subhanallah

Lima Hal Yang Diingat Umar Bin Khatab r.a atas Kecerewetan Sang Istri



                        
Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin Khatab r.a. Ia ingin mengadu pada Khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. 

Dari dalam rumah terdengar istri Khalifah Umar bin Khatab r.a sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Khalifah Umar bin Khatab r.a yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?
Umar berdiam diri karena ingat 5 hal.

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya.
Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.
Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja dan berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.
Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Khalifah Umar bin Khatab r.a paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Khalifah Umar bin Khatab r.a kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Khalifah Umar bin Khatab r.a ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya

Kamis, 03 Maret 2011

Kunci Surga



Ibarat sebuah pintu, surga membutuhkan sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya.
Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu?
Bagi yang merindukan surga,
tentu akan berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa.

Tetapi anda tak perlu gelisah, Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
telah menunjukkan pada umatnya apa kunci surga itu,
sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits yang mulia,
beliau bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh
dengan penuh keikhlasan, maka dia akan masuk surga."
(HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shohih)

Ternyata, kunci surga itu adalah Laa Ilaahaa Illalloh, 
 kalimat Tauhid yang begitu sering kita ucapkan.
Namun semudah itukah pintu surga kita buka?
Bukankah banyak orang yang siang malam
mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh
tetapi mereka masih meminta-minta (berdo’a dan beribadah) kepada selain Alloh,
percaya kepada dukun-dukun dan melakukan perbuatan syirik lainnya?
Akankah mereka ini juga bisa membuka pintu surga? Tidak mungkin!

Dan ketahuilah, yang namanya kunci pasti bergerigi.
Begitu pula kunci surga yang berupa Laa Ilaaha Illalloh itu,
ia pun memiliki gerigi. Jadi,
pintu surga itu hanya bisa dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi.

Al-Iman Al-Bukhori meriwayatkan dalam Shohih-nya (3/109),
bahwa seseorang pernah bertanya kepada Al-Imam Wahab bin Munabbih
(seorang Tabi’in terpercaya dari Shon’a yang hidup pada tahun 34-110 H):
“Bukankah Laa Ilaaha Illalloh itu kunci surga?
“Wahab menjawab: “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi.
Jika engkau membawa kunci yang bergerigi,
maka pintu surga itu akan dibukakan untukmu!”

Lalu, apa gerangan gerigi kunci itu Laa Ilaaha Illalloh itu?
Ketahuilah, gerigi kunci Laa Ilaaha Illalloh itu adalah syarat-syarat Laa Ilaaha Illalloh!
Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qoshim Al-Hambali An-Najdi rahimahullah,
penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut menyatakan,  
syarat-syarat Laa Ilaaha Illalloh itu ada delapan, yaitu:

Pertama: Al-‘Ilmu (Mengetahui),
maksudnya adalah Anda harus mengetahui arti (makna) Laa Ilaaha Illalloh secara benar.
Adapun artinya adalah, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh.”
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh, niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Seandainya Anda mengucapkan kalimat tersebut tetapi anda tidak mengerti maknanya,
maka ucapan atau persaksian tersebut tidak sah dan tidak ada faedahnya.

Kedua: Al-Yaqiinu (Meyakini),
maksudnya adalah anda harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa Ilaaha Illalloh tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan aku adalah utusan Alloh. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Alloh sambil membawa dua kalimat syhadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga. (HR. Muslim)

Ketiga: Al-Qobulu (Menerima),
maksudnya Anda harus menerima segala tuntunan Laa Ilaaha Illalloh dengan senang hati, lisan dan perbuatan, tanpa menolak sedikitpun. Anda tidak boleh seperti orang-orang musyrik yang digambarkan oleh Alloh dalam Al-Qur’an (yang artinya): “Orang-orang yang musyrik itu apabila dikatakan kepada mereka, (ucapkanlah) Laa Ilaaha Illalloh, mereka menyombongkan diri seraya berkata, Apakah kita harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini?" (QS. As-Shoffat: 35-36)

Keempat: Al-Inqiyaadu (Tunduk atau Patuh),
maksudnya Anda harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa Ilaaha Illalloh dalam amal-amal nyata. Alloh Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “Kembalilah ke jalan Tuhanmu dan tunduklah kepada-Nya." (QS. Az-Zumar: 54). Alloh Ta’ala juga berfirman (yang artinya): “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul (ikatan) tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa Ilaaha Illalloh). “(QS. Luqman: 22). Makna “menyerahkan dirinya kepada Alloh” yaitu tunduk, patuh dan pasrah kepada-Nya. (ed.)

Kelima: Ash-Shidqu (Jujur atau Benar),
maksudnya Anda harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa Ilaaha Illalloh, yakni sesuai antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa disertai kebohongan sedikit pun. Nabi Shollallohu ‘Alahi wa Sallam bersabda (yang artinya): “Tidaklah seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya, dia mengucapkannya dengan jujur dari lubuk hatinya, melainkan pasti Alloh mengharamkan neraka atasnya." (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Keenam: Al-Ikhlas (Ikhlas atau Murni),
maksudnya Anda harus membersihkan amalan Anda dari noda-noda riya’ (amalan ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain) dan berbagai amalan kesyirikan lainnya. Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Alloh mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Alloh 'Azza wa Jalla.“ (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Ketujuh: Al-Mahabbah (Mencintai),
maksudnya anda harus mencintai kalimat Tauhid, tuntunannya dan mencintai juga kepada orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara yang merusak Tauhid itu. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan di antara manusia ada yang membuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Alloh yang dicintai layaknya mencintai Alloh. Sedangkan orang-orang yang beriman, sangat mencintai Alloh diatas segala-galanya." (QS. Al-Baqarah: 165). Dari sini kita tahu, Ahlut Tauhid mencintai Alloh dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan Ahlus Syirik mencintai Alloh dan mencintai Tuhan-Tuhan yang lainnya. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa Ilaaha Illalloh. (ed.)

Kedelapan: Al-Kufru Bimaa Siwaahu (Mengingkari Sesembahan yang Lainnya),
maksudnya Anda harus mengingkari segala sesembahan selain Alloh, yakni tidak mempercayainya dan tidak menyembahnya dan juga Anda harus yakin bahwa seluruh sesembahan selain Alloh itu bathil dan tidak pantas disembah-sembah. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (yang artinya): “Maka barang siapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Alloh) dan hanya beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa Ilaaha Illalloh), yang tidak akan putus…”
(QS. Al-Baqoroh: 256)

Saudaraku kaum muslimin dari sini dapatlah Anda ketahui, bahwa orang yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh hanya dengan lisannya tanpa memenuhi syarat-syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi, sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia mengucapkannya lebih dari sejuta banyaknya. Karena itu perhatikanlah! Wallahu a’lam bish showab.

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua


  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Wahai saudaraku muslim dan muslimah, jika kamu ingin berhasil di dunia dan akhirat maka kerjakanlah beberapa pesan sebagai berikut:

1. Berbicaralah kepada kedua orang tuamu dengan sopan santun, jangan mengucakan “ah” kepada mereka, jangan hardik mereka dan berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang baik.

2. Taati selalu kedua orang tuamu selama tidak dalam maksiat karena tidak ada ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Allah.

3. Berlemah lembutlah kepada kedua orang tuamu, jangan bermuka masam di depannya dan janganlah memelototi mereka dengan marah.

4. Jaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orang tua. Dan janganlah mengambil sesuatu pun tanpa seizin keduanya.

5. Lakukanlah hal-hal yang meringankan keduanya meski tanpa perintah seperti berkhidmat, membelikan beberapa keperluan dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.

6. Musyawarahkan segala pekerjaanmu dengan orang tua dan mintalah maaf kepada mereka jika terpaksa kamu berselisih pendapat.

7. Segera penuhi panggilan mereka dengan wajah yang tersenyum sambil berkata: Ada apa, Bu! Atau: Ada apa, Pak!

8. Hormati kawan dan sanak kerabat mereka ketika mereka masih hidup dan sesudah mati.

9. Jangan bantah mereka dan jangan persalahkan mereka tapi usahakan dengan sopan kamu dapat menjelaskan yang benar.

10. Jangan kau bantah perintah mereka, jangan kamu keraskan suaramu atas mereka, dengarkanlah pembicaraannya, bersopan santunlah terhadap mereka dan jangan ganggu saudaramu untuk menghormati kedua orang tuamu.

11. Bangunlah jika kedua orang tuamu masuk ke tempatmu dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah dan jangan terlambat membantu ayahmu di dalam pekerjaannya.

13. Jangan pergi jika mereka belum memberi izin meski untuk urusan penting, jika terpaksa harus pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan jangan sampai memutuskan surat menyurat dengannya.

14. jangan masuk ke tempat mereka kecuali setelah memdapat izin terutama pada waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jangan makan sebelum mereka dan hormatilah mereka dalam makanan dan minuman.

16. Jangan berbohong dengan mereka dan jangan cela mereka jika mereka berbuat yang tidak menarik anda.

17. Jangan utamakan isterimu atau anakmu atas mereka. Mintalah restu dan ridho dari mereka sebelum melakukan segala sesuatu karena ridho Allah terletak pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan mereka.

18. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka dan jangan menselonjorkan kedua kakimu dengan congkak di depan mereka.

19. Jangan congkak terhadap nasib ayahmu meski engkau seorang pegawai besar dan usahakan tidak pernah mengingkari kebaikan mereka atau menyakiti mereka meski hanya dengan satu kata.

20. Jangan kikir untuk menginfakkan harta kepada mereka sampai mereka mengadu padamu dan itu merupakan kehinaan bagimu dan itu akan kamu dapatkan balasannya dari anak-anakmu. Apa yang kamu perbuat akan mendapat balasan.

21. Perbanyak melakukan kunjungan kepada kedua orang tua dan memberi hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah keduanya dan ambillah pelajaran dari anak-anakmu yaitu merasakan beratnya mendidik mereka.

22. Orang yang paling berhak mendapat penghormatan adalah ibumu, kemudian ayahmu. Ketahuilah bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu.

23. Usahakan untuk tidak menyakiti kedua orang tua dan menjadikan mereka marah sehingga kamu merana di dunia dan akhirat dan anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orang tuamu.

24. Jika meminta sesuatu dari kedua orang tuamu maka berlemah-lembutlah, berterima kasihlah atas pemberian mereka dan maafkan jika menolak permintaanmu serta jangan trelalu banyak meminta agar tidak mengganggu mereka.

25. Jika kamu sudah mempu mencari rizki maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tuamu.

26. Kedua orang tuamu mempunyai hak atas kamu dan isterimu mempunyai hak atas kamu maka berilah hak mereka. Jika keduanya berselisih usahakan kamu pertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.

27. Jika kedua orang tuamu bertengkar dengan isterimu maka bertindaklah bijaksana dan beri pengertian kepada isterimu bahwa kamu berpihak padanya jika ia benar, hanya kamu terpaksa harus merupakan penolong yang paling baik.

28. Jika kamu berselisih dengan kedua orang tua tentang perkawinan dan talak maka kembalikan pada hukum Islam karena hal itu merupakan penolong yang paling baik.

29. Do’a orang tua untuk kebaikan dan kejelekan diterima Allah maka hati-hatilah terhadap do’a dari kejelekan mereka .

30. Bersopan santunlah dengan orang, karena barangsiapa mencela orang tua seseorang maka orang tadi akan mencaci orang tuanya. Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

من الكبائر شتم الرجل والديه يسب أبا الرجل فيسب أباه ويسب أمه فيسب أمه.

“Diantara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orang tuanya; mencaci ayah orang maka ia mencaci ayahnya sendiri, mencaci lbu orang maka ia mencaci ibunya sendiri.”

31. Kunjungilah kedua orang tuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya, bersedekahlah atas nama mereka dan perbanyaklah do’a untuknya sambil berkata:

رب اغفر لي ولوالدي رب ارحمهما كما ربياني صغيرا.


Oleh: Syekh Mohammad Bin Jamel Zeeno.
BUKU BIMBINGAN ISLAM Untuk Pribadi Dan Masyarakat

Rabu, 02 Maret 2011

Sinetron: Yang Dibenci, Yang Dinanti




Hari gini yang punya TV pasti nggak asing sama tontonan yang namanya sinetron. Sinema elektronik atawa sinetron –istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ)-udah jadi menu sehari-hari yang buat sebagian orang kudu dinikmati. Mau yang sinetron sekali tayang habis ala FTV atau yang stripping beratus episode ala Cinta Fitri ada penggemarnya sendiri. Atau sinetron yang diimpor dari luar Indonesia kayak telenovela yang asalnya dari Amerika Latin atau soap opera alias opera sabun yang lahir pertama kali di Amerika, plus drama seri Asia yang diisi akting para artis Korea, Taiwan, dan Jepang, semua makin bikin warna sinetron di Indonesia beragam, banyak pilihan.

Banyak yang suka sama sinetron karena cerita sinetron yang bikin orang penasaran. Tiap episode berakhir dengan cerita yang dibuat ngegantung, bikin orang geregetan dan “nagih” untuk besok nonton lagi. Plus juga pemain-pemainnya yang cantik-cantik en ganteng bikin tangan makin nggak sanggup pencet remote pindah channel.
Tapi ternyata nggak semua masyarakat merespon keberadaan sinetron ini dengan suka. Ada juga sebagian masyarakat yang memilih untuk nggak nonton sinetron apalagi yang produk dalam negeri. Bahkan ada yang sampai bikin gerakan “Anti Sinetron”!

Kalau dicek n crosscek ketidaksukaan sebagian masyarakat terhadap sinetron wajar-wajar aja. Karena produk sinetron yang ada kebanyakan emang nggak bikin orang tambah pinter ngeliat hidupnya dan hidup orang lain. Nggak tambah bijak dan lihai untuk bisa ngejadiin diri cari solusi untuk permasalahan hidup yang sedang dihadapi.
Loh kan sinetron emang bukan media pendidikan kan? Sinetron kan emang peruntukkannya cuma untuk menghibur. Gitu sih ngelesnya. Iya sih. Sinetron emang dibikin untuk menghibur, tapi kan bukan berarti melupakan unsur pendidikan. Contohnya –ini contoh yang sering banget dipake, karena selain yang ini nggak ada lagi yang lain hehe..- sinetron Kiamat Sudah Dekat, Lorong Waktu, atau Para Pencari Tuhan. Lewat sinetron-sinetron tersebut banyak cerita keseharian ditampilkan plus bagaimana contoh penyelesaiannya sesuai dengan syariat Islam. Orang nggak ngerasa diguruin, nggak ngerasa diceramahin, tapi bisa dengan baik bercermin.

Sayangnya nggak banyak sinetron yang semacam itu. Ada juga sih sinetron yang mencoba tampil islami, apalagi seperti pada Ramadhan kemarin. Tapi karena global idenya masih yang kebanyakan: perseteruan karena warisan, harta, perempuan, dan mistis hantu-hantuan, walhasil nama Allah, ayat-ayat Allah yang digunakan di tiap adegan jadi tampak garing. Nggak ada “ruh” yang ditampilkan, bahkan bertentangan dengan syariat Islam.

Sinetron dihujat, rating tetap nanjak?

Nah, ini fenomena lain dari sinetron di tanah air. Banyak kejadian sinetron yang isinya dinilai banyak pihak nggak mutu tapi ratingnya tinggi. Kesimpulannya, tontonan yang nggak mutu juga banyak penontonnya. Berarti penontonnya juga banyak yang nggak mutu dong. Bisa jadi. Bener nggak tuh? Harusnya bener kan? Glodak!
Tapi, ada temuan nih yang bilang kalo rating bisa juga direkayasa. Rating yang jadi “tuhan” di jagad sinetron ternyata nggak melulu presentasi dari pilihan penonton. Apalagi mengingat lembaga perating tayangan televisi di Indonesia itu hanya diisi oleh AC-Nielsen yang asal Amerika. Posisi monopoli bisa memungkinkan segala praktek di luar kelaziman karena nggak ada yang bisa kontrol.
Jadi nggak seutuhnya bener kalo sinetron booming karena mengikuti keinginan pasar, keinginan masyarakat. Jangan-jangan masyarakat lah yang dikondisikan untuk mau nerima sinetron dengan segala jenisnya itu. Sama seperti dulu masyarakat yang semula nggak peduli sama urusan gosip via layar kaca, sekarang malah ketagihan infotaintment.
Nah lho! Kok bisa? Coba deh kita sama-sama teliti tulisan Steven Sterk yang merupakan nama samaran dari karyawan yang sudah bekerja 6 tahun di AC Nielsen. Teliti sebelum menyimpulkan, dan teliti dengan menghubungkannya dengan fakta yang ada di hadapan. Siap? Oke, ini dia.
Tujuh fakta di balik AC-Nielsen:

Pertama, AC Nielsen Indonesia tidak memiliki tenaga handal profesional yang direkrut dari luar negeri demi menjaga kerahasiaan sistem mereka, seperti yang selalu diklaimnya. AC Nielsen Indonesia yang sekarang banyak ditangani oleh para pekerja Indonesia, yang sebagian besar dari mereka adalah fresh graduated (sebagian besar adalah lulusan statistik dan matematika). Sehingga kerahasiaan sistem mereka sebenarnya tidak benar-benar seperti benda suci yang selalu mereka jaga kerahasiaannya. Mereka banyak merekrut tenaga dari dalam negeri dengan anggapan bahwa tenaga dari Indonesia adalah jauh lebih murah dibanding mempekerjakan tenaga dari negara mereka yang sudah berpengalaman. Bahkan Hampir setengah dari tenaga lapangan AC Nielsen adalah para mahasiswa yang belum lulus dengan hitungan tenaga magang. Sehingga dengan tujuan efisiensi pada sumber daya manusia, mereka bisa lebih banyak mendapat keuntungan.

Kedua, dengan banyak merekrut tenaga kerja baru lulus kuliah dan mahasiswa magang, AC Nielsen banyak memberikan toleransi kesalahan data. Terutama data-data yang ada di lapangan. Sering sekali saya alami penyimpangan data terjadi hanya karena keteledoran SDM semata-mata.

Ketiga, untuk pemilihan demografis responden rating televisi cenderung dilakukan dengan asal-asalan. Dan tidak diusahakan pemerataan pada sebaran datanya. Misalnya, untuk mengetahui berapa kecendrungan pemirsa untuk tayangan televisi A, mesti diambil jumlah responden yang seimbang misalnya untuk kelas ekonomi atas 33,3%, kelas ekonomi menengah 33,3 %, untuk kelas ekonomi bawah 33,3%, sehingga total 100%. Dengan model seperti ini, diharapkan angka rating yg didapat adalah lebih obyektif. Namun pada prakteknya, AC Nielsen Indonesia banyak mengambil data responden sebagian besar dari kelas ekonomi rendah. Profil mereka sebagian besar adalah: ekonomi kelas rendah, berpendidikan rendah, tidak mempunyai pekerjaan, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pedagang kaki lima, karyawan toko, buruh pabrik, dan lain-lain. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar tayangan televisi nasional yang memiliki rating tinggi justru yang memiliki cita rasa rendah dan apresiasi seni yang rendah. Seperti tayangan gosip artis, tayangan mistik, film-film hantu, dan sinetron-sinetron picisan.
Tayangan-tayangan televisi yang justru bersifat mendidik dan mencerdaskan akan selalu mendapat nilai rating yang rendah dari AC Nielsen. Kebijakan ini diambil AC Nielsen karena ia tidak mau membayar uang imbalan untuk respondennya. Sehingga responden yang diambil adalah kebanyakan dari kaum ekonomi bawah agar bisa dibayar murah.

Keempat,untuk pemilihan responden secara geografis juga dilakukan dengan tidak merata. Sebaran data yang diambilnya tidak pernah dilakukan dengan distribusi yang sama rata secara nasional, melainkan sekitar lebih dari 60% datanya hanya terkumpul dari Jakarta saja.

Kelima, sebagai imbalan (honor), responden rating hanya mendapat souvernir senilai Rp 30,000 s/d Rp 50,000,-saja per bulannya. Sehingga responden cenderung ogah-ogahan untuk menjaga integritasnya.

Keenam, idealnya sebuah keluarga atau sebuah rumah yang menjadi responden televisi menjadi reponden selama 6 bulan saja atau maksimal selama 1 tahun. Setelah itu AC Nielsen harus mencari responden baru. Secara statistik hal itu perlu dilakukan demi menjaga obyektivitas data. Agar secara psikologis, mood responden tidak mempengaruhi data selanjutnya. Namun pada kenyataannya, seorang responden kebanyakan bisa menjadi responden selama 7 TAHUN LEBIH. Untuk hal ini adalah murni dikarenakan kemalasan dari manajemen AC Nielsen untuk melakukan pemeriksaan ke lapangan.

Ketujuh, para responden rating AC Nielsen sama sekali tidak mempunyai integritas. Dengan demikian, beberapa oknum televisi beserta oknum AC Nielsen dapat memberikan “pesanan” kepada ratusan responden sekaligus agar “memanteng” program televisi tertentu, agar hitungan rating program tersebut menjadi tinggi. Biasanya jumlah yang diajak adalah sekitar 100 s/d 700 orang dari total 3,500 responden. dengan 700 orang berarti program tersebut diharapkan sudah memegang rating 1/5 dari total rating. Biasanya tiap satu kali “memanteng” (demikian sebutannya) tiap responden meminta bayaran Rp 100,000,-. Sehingga dengan 700 orang x Rp 100,000,-, oknum pihak televisi tersebut hanya mengeluarkan uang Rp 70,000,000 saja per satu kali “manteng”. Dengan begitu angka rating dapat dimanipulasi dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah sebenarnya bagi para stasiun televisi.

Bro en Sis, saya dapetin data ini dari sebuah blog. Silakan cek di: (http://illegalblogging.wordpress.com/2009/06/05/%E2%96%A0-kenapa-sinetron-picisan-bisa-masuk-prime-time-rating-palsu-ac-nielsen/)

Nah gimana menurut kamu setelah meneliti tulisan Steven Sterk di atas? Nyium-nyium bau nggak sedap “rekayasa” atau “konspirasi” kah? Hehehe … lebay ya pake bawa-bawa istilah konspirasi? Apapun istilahnya, fakta di lapang sinetron yang isinya nggak jelas tapi ratingnya teratas emang nggak jauh dari apa yang dibeberkan oleh Steven. Penyebabnya? Ya karena “ada main mata” antara pihak TV atau PH dengan AC Nielsen. Rahasia umum yang masih dianggap tabu oleh sebagian orang untuk dibilang bukan rahasia lagi.

Behind the scene

Sinetron bisa ada di layar kaca pastinya dengan proses. Proses berlapis yang melibatkan banyak pihak. Kalau bicara soal konten cerita ada tiga pihak yang punya peran penting yaitu produser, sutradara, dan penulis skenario, selain TV sebagai fasilitator.

Produser punya wewenang yang sangat besar untuk nentuin mana cerita yang lolos, mana yang harus direvisi dulu, mana yang harus langsung masuk tong sampah. Penulis skenario jarang banget punya bargaining position untuk menyampaikan argumentasi. Ya iyalah, karena produserlah yang punya fulus. Apalagi TV kadang punya permintaan-permintaan khusus ke PH (produser) demi upaya penyelamatan rating. Ceritanya harus ditambah porsi Si Tokoh X, dikurangin di bagian ini, yang bagian itu dihilangin aja. Begini-begitu. Begitu-begini. Jadi, nggak ada tayangan sinetron yang asli 100% eksekusi ide dari penulis.

Makanya jadi berat untuk para penulis idealis untuk bisa tetap mempertahan idealismenya, yang nggak pengen keyboard-nya dinodai pembodohan masyarakat. Semua akhirnya runtuh di hadapan kapital alias uang. Hidup kan butuh duit. Keluarga mau dikasih makan apa kalau nggak ada job nulis. Muncul dilema.
Kalau yang masih bertahan, pilihannya cuma dua. Mereka harus berusaha lebih keras lagi, doa lebih khusyuk lagi untuk bisa nyantol sama produser dan sutradara yang punya visi dan misi idealisme yang sama, dan itu jaraaa…ng banget. Atau banting stir nulis yang lain yang dinilai itu bisa menyelamatkan misinya. Ya gitulah kapitalisme bikin keinginan hidup yang lempeng jadi susah banget.

Semua kudu bertanggung jawab

Masalah mutu tayangan TV di Indonesia termasuk sinetron nggak cuma jadi tanggung jawab satu pihak. Pemerintah, pengusaha televisi, PH, juga masyarakat penonton punya porsi tanggung jawab masing-masing.
Bagi pengusaha televisi dan PH udah saatnya menginvestasikan modal yang dimiliki untuk ikut mencerdaskan bangsa. Cerdas yang nggak hanya ukuran duniawi, materi, tapi juga ukhrowi. Cerdas menjalani hidup sebagai makhluk Allah Swt.: mampu mengurai permasalahan hidup menggunakan penuntun yang sudah dianugerahkan Allah yaitu al-Quran dan as-Sunnah dan mampu menghadirkan solusi itu buat orang lain juga.

Bagi masyarakat penonton, punya tanggung jawab untuk saling mengingatkan demi saling meningkatkan kualitas diri. Kualitas sejati sebagai hamba Allah yang peduli, bervisi kebangkitan dan bermisi perjuangan bersandar keimanan, seperti yang selama ini diupayakan oleh buletin kesayangan kamu, gaulislam ini.
Tanggung jawab terbesar ada pada pemerintah sebagai pihak yang diamanahi untuk mengayomi dan membina masyarakat. Sabda Rasulullah saw: “Imam adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad)

Sudah saatnya para pemimpin negeri ini mengambil standar yang mapan yang benar-salah, hitam-putihnya jelas dan terang yaitu syariat Islam. Sehingga tayangan pun bisa disensor atau dinilai dengan benar-salah yang juga terang. Menutup kemungkinan tumpulnya gunting sensor. Karena yang jadi korban nantinya juga anak bangsa sendiri. Jika anak bangsa rusak, negeri ini pun akan terpuruk. Dan, pastinya bukan itu yang kita semua mau

Lowongan Di Akhirat



Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan. Lowongan ini terbuka
bagi semua orang tanpa pengecualian, tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi.
Lowongan ini terbuka bagi semua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar
belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak, perampok, koruptor, pembunuh, pendeta,
kyai, para dermawan, dll. Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang disediakan,
bahkan yang tidak melamar sekalipun pasti diterima !

LOWONGAN DISEDIAKAN UNTUK 2 POSISI :

A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

UNTUK POSISI A DISEDIAKAN FASILITAS DAN KOMPENSASI SBB :

Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi, kandidat dijamin akan
memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :
1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.

Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan dunia.
Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan
jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (HR Muslim). Nikmat
yang lebih indah dari syurga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan merasakan ‘wajah’
Allah, inilah puncak segala kenikmatan, inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia,
yaitu keindahan menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.

UNTUK POSISI B DIPASTIKAN AKAN MENIKMATI BERAGAM KESEMPATAN
DIBAWAH INI

Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam terbuka dengan fasilitas
pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka
dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah
kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab
kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun
akan merasa lega.

Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat. Para
pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat
sedemikian rupa hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng). Rasulullah
saw bersabda, “Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai) hingga sebesar gunung Uhud, dan
(tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan” (diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR
Muslim). Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, “Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali,
dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat” M(HR Muslim). Rasulullah saw
bersabda, “Allah mempunyai malaikat yang jarak antara kedua belah matanya adalah sepanjang
seratus tahun perjalanan” (Abu Daud, Ibn Hanbal).

Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar isi perut, minuman yang
mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam renang gratis yang berisi nanah dan darah.
Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk menyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti
hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.
Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training yang lamanya mencapai ribuan
tahun, yaitu :

1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan ‘hidup’ dalam kesengsaraan ditemani ular
dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah buruk selama bertahun-tahun hingga ribuan tahun di
alam barzakh tergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.
2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan tahun, dalam suasana kepanikan
dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dan saudara-saudara kita tak mampu menolong kita
karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Bahkan para nabipun tidak mampu
menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat
padanya.

SYARAT-SYARAT PELAMAR

- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau
seksi.
Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

WAKTU WAWANCARA :

Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir meninggalkan kuburan Anda.
Sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan di dalam kubur,maka
jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka
meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal). Perlu diketahui
jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam
kandungan ibu.
Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu.

LOKASI DAN LAMA WAWANCARA

Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama beberapa menit hingga ribuan
tahun tergantung posisi yang dilamarnya.
Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan) selama beberapa hari
hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah
pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang
miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit
harta untuk diminta pertanggungjawabannya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta
pertanggungjawabannya).

PEWAWANCARA:

Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh sang Penguasa Hari Kemudian

WAWANCARA HANYA BERISI 6 PERTANYAAN :

1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa agamamu ?
3. Siapa nabimu?
4. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?
Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa dihapal dari sekarang karena
keimanan dan amal kitalah yang akan menjawabnya.

CARA MELAMAR:

Sekalilagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu melamar, siapa saja dijamin
diterima, bahkan untuk melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk
sekaliber malaikat yang bernama Izroil. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi
sebentar lagi).

BENARKAH LOWONGAN INI ?

Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam ini yang tidak mampu kita
ketahui, apalagi mengenai akhirat.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat.
Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat
kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang
bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui
(tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan
banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang
dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak)
untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana
akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)

Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini. Tidak sadar ia bahwa dirinya sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.

MAU MELAMAR KE POSISI B ?
Mudah saja, hiduplah sesuka anda

Al-Qur'an Menjawab Pertanyaan Manusia



Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?

Al-Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2).
  
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?

Al-Qur'an Menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?

Al-Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?

Al-Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
(Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?

Al-Qur'an Menjawab : dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?

Al-Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?

Al-Qur'an Menjawab : Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakal (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?

Al-Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At-Taubah : 111)

Anak ku ( Putri Narindra )



tertidur berbantal keluh
keluh resah dari seorang anak

yang mimpinya terlindas buldozer pematang sawah
merubah lapang menjadi kerikil panas

dekap sini sayang
lari kepangkuan abah dan ambu
sini duduk manis sayang
akan kami carikan kutu" di rambut mu
sambil kita hisap cerita tentang capung dalam sarang

ada apa dengan telapak kaki mu
mengapa hiasan luka semakin sering menyambangi tubuh mu
kering kerontang kami bak ladang yang tak di sambangi air saat hujan

makan lah apa yang ada nak
jangan paksa abah dan ambu mencuri nasi dari tong sampah sebrang jalan
makan keringat dan angin saja kita sudah terbiasa
dan sering membuat kita kenyang selama ini

Saatnya Menguji Kecerdasan Imam Syafi’i



Di masa pemerintahan Harun Ar-rasyid ada sekelompok orang yang iri dengan kecerdasan Imam Syafi’i. Mereka ingin mempermalukan sang Imam di depan Harun Ar-rasyid. Mereka kemudian mengajukan beberapa pertanyaan pada Imam Syafii.

Seseorang bertanya kepada Sang Imam “ Ada dua orang muslim berakal yang minum khamar. Salah satunya diganjar hukuman Hadd dicambuk sebanyak 80 kali . Tapi yang satunya tidak diapa-apakan. Mengapa bisa demikian ?” Tanya salah seorang di antara mereka pada Imam Syafii.

Kemudian Sang Imam menjawab “Salah seorang diantara mereka berdua itu sudah baligh sehingga ia harus dihukum hadd. Sedangkan satunya belum baligh, sehingga ia tak diapa-apakan,” jawab Imam Syafii mantap.
Orang yang kedua kemudian bertanya “Ada 5 orang menzinahi seorang wanita. Orang pertama divonis bunuh. Orang kedua dirajam. Orang ketiga dihukum hadd. Orang keempat dikenai setengah hokum hadd. Sedangkan orang kelima dibebaskan. Kenapa bisa demikian ?”

Kemudian Sang Imam menjawab “Orang pertama menghalalkan zina sehingga ia harus divonis murtad dan wajib dibunuh. Orang kedua muhshan (sudah menikah) sehingga ia harus dirajam. Orang ketiga ghairu muhshan (belum menikah) sehingga ia harus dihukum hadd. Orang keempat seorang budak yang harus dihukum setengah hokum hadd. Sedangkan orang kelima gila sehingga ia tak mendapat hukuman apapun,” papar Imam Syafii.

Orang yang ketiga kemudian bertanya “Seorang laki-laki mengambil sebuah wadah air untuk minum. Namun ia hanya bisa meminum separuhnya yang halal sedangkan sisanya haram. Bagaimana ini bisa terjadi ?” Tanya mereka lagi.

Kemudian Sang Imam menjawab “Laki-laki itu telah meminum separuh air di wadah. Ketika mau meminum separuhnya lagi, ia mengalami mimisan sehingga darah menetes ke wadah itu bercampur dengan air. Sehingga, sisa air itu haram baginya,” jawab Imam Syafii.

Jawaban Imam Syafii itu membuat sang khalifah tersenyum seraya berkata,” Semoga Allah memperbanyak pada keluarga besarku orang sepertimu.”

Mendidik Dengan Cinta


Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Ia belajar menjadi rendah diri. 
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, Ia belajar untuk menyesali diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan Ia belajar menjadi percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian Ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, Ia belajar keadilan Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, Ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, Ia belajar menyenangi dirinya Jika anak dibesarkan dengan cinta kasih sayang dan persahabatan Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Kehidupan keluarga menjadi sumber inspirasi utama proses pembelajaran seorang anak dalam menemukan,
membentuk dan mendesain kepribadian. Dinamika kehidupan keluarga akan menjadi ruh bagi terbentuknya frame of personality.

Dari keluarga inilah anak menginternalisasikan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang nantinya akan digunakan sebagai alat berinteraksi dengan orang-orang di luar keluarganya. Sampai dengan titik ini dapat diambil suatu pemahaman bahwa baik buruknya kualitas kehidupan keluarga akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Anak akan belajar dari apa yang Ia dengar, apa yang Ia lihat dan apa yang Ia rasakan dalam keluarganya, untuk selanjutnya Ia internalisasikan dan implementasikan dalam perilaku kesehariannya.

Dengan kata lain Bila Ia mendengar hal-hal yang Indah dari keluarganya, Ia pun akan berperilaku elok, santun dan lembut. Sebaliknya jika yang Ia dengar dan Ia lihat adalah kekerasan maka anak pun akan memperlihatkan kekerasan, agresifitas dan perilaku-perilaku negative lainnya.

Dengan Cinta Kita Bicara.
Cinta adalah bahasa yang paling universal dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak. Sebab cinta merupakan amunisi jiwa yang sangat dahsyat yang mampu mengalahkan kedahsyatan topan tornado maupun ganasnya luapan lahar gunung merapi. Atas nama cinta, banyak orang (ibu) yang rela berkorban demi kemuliaan hidup anak-anaknya. 

Apakah Cinta ? 

Dalam perspektif psikologi, cinta diidentifikasikan sebagai energi kehidupan positif yang bersifat afektif (emosi) . Energi cinta akan membawa seseorang pada perilaku yang positip, karena dalam cinta tersebut terkandung unsur-unsur positip seperti keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, ketabahan, kejujuran, kepercayaan dan kesunguhsungguhan. Ketika energi cinta ini diimplemetasikan dalam mendidik anak-anak, maka orang tua harus berlaku ikhlas (lahir dan bathin), sabar dan penuh kasih sayang. Kasih sayang dalam kontek ini tidak berarti harus selalu memberi atau
menuruti semua kehendak anak, tetapi mempertegas sikap untuk memberi pelajaran pada anak bahwa tidak setiap keinginan atau kehendak itu harus terpenuhi. Ketegasan tidak sama dengan kekerasan !! Dunia anak-anak jauh sangat berbeda dengan dunianya orang tua/dewasa. 

Banyak hal yang berbeda bahkan bertolak belakang diantara keduanya. Kenyataan ini sering membuat orang tua tidak sabar dan tidak tabah dalam mengsuh/mendidik putra-putrinya. Ketidaksabaran dan ketidaktabahan ini menimbulkan konflik yang sering memicu timbulnya kemarahan, sehingga cinta yang semestinya menjadi energi positif berubah menjadi energi destruktif yang merusak sendi-sendi harmoni cinta antara orang tua dan anak-anaknya

Oleh karena itu memelihara cinta sebagai amunisi jiwa adalah merupakan kata kunci untuk membangun kejujuran, kepercayaan dan kesungguhan dalam “gerakan” mendidik dan mengasuh anak-anak tercinta. 

Bagaimana Memelihara Cinta ?

Sebagaimana sebuah tanaman, Cinta juga memerlukan pemeliharan yang baik agar tumbuh subur, berbunga indah dan berbuah lebat. Tanaman perlu dipupuk dengan pupuk organic untuk menjaga kesuburannya, maka cinta juga perlu disuburkan dengan pupuk-pupuk rohaniah. Diantara pupuk yang paling mujarap untuk menjaga kesuburan cinta adalah menumbuhkan rasa saling mengerti. Orang tua harus mencoba belajar memahami dunia anak-anak. 

Anak-anak bukan merupakan manusia dewasa dalam bentuk mini. Artinya jangan memeperlakukan anak-anak seperti kita memeperlakukan orang dewasa. Anak mempunyai dunianya yang khas, yang sangat berbeda dengan dunia kita. Dunia anak-anak adalah berekplorasi, berekperimen mencari tahu dan menemukan sesuatu yang sesuai dengan frame of reference mereka yang masih sangat simple. Bermain bagi seorang anak adalah aktivitas pencarian untuk menemukan apa yang sedang ia cari. Sedangkan bermain bagi orang dewasa adalah
refressing untuk menyegarkan jiwa raga setelah bergelut dengan padatnya pekerjaan. Dunia orang dewasa adalah dunia bekerja, dunia tanggung jawab yang menuntut kerja keras dan nilai-nilai pertanggungjawaban. Dimana semua itu akan bermuara pada terbentuknya rasa ukhuwah atau persaudaraan yang lebih kuat dan lebih baik. Persaudaraan yang kokoh adalah muara akhir dari energi cinta. Kesuburan cinta harus pula ditingkatkan dengan doa. Ketulusan dan keikhlasan doa merupakan jembatan bagi manusia untuk membentuk kehidupan jiwa yang khusuk, jiwa yang tawadu, konaah dan istiqomah , dimana semua itu akan menuntun terwujutnya perilaku yang halus sebagai wujut kematangan jiwa. Doa adalah intinya ibadah, di dalam doa termuat muatan cinta yang tidak terbatas. Maka berdoalah anda maka anda akan menjadi orang kaya dengan cinta. Doa akan menuntun manusia untuk mengakui bahwa dirinya adalah doif, lemah dan penuh ketidakberdayaan. Ketidak berdayaan inilah yang mendorong manusia untuk bersama membangun kekuatan yang namanya Cinta

Antara Ketegasan dan Kekerasan

Tidak ada satupun alasan pembenar yang dapat membenarkan tindak kekerasan pada anak untuk sebuah metode pendidikan. Kekerasan akan meninggalkan dendam dan kebencian. Yang dianjurkan adalah menggunakan pendekatan ketegasan. 

Tegas berarti aseritif, yaitu membiasakan disiplin untuk melatih bertanggungjawab. Ketegasan memang sering berimplikasi pada suatu suasana yang tidak menyenangkan bagi anak-anak. Namun selama ketegasan itu kita komunikasikan secara terbuka (tidak didasari oleh ego kekuasaan sebagai orang tua), maka lambat laun anak akan mengerti mengapa saya “dipaksa” bigini atau begitu” oleh ayah/ibu saya. 

Oleh karena itu konsep ketegasan ini harus selalu diiringi dengan pemberlakuan prinsip reward and punishment. Dengan demikian ketegasan tidak meninggalkan jejak dendam dan kebencian, sebaliknya meninggalkan kesan tentang perlunya tanggungjawab dan kedisiplinan. Cinta memang butuh ketegasan. Love your child forever, so they make be you understanding. Love is miracle !! Love is power and love is future !

Detik-detik Sakaratul Maut Rasulullah SAW



Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.


Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.

 “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

“Siapakah itu wahai anakku?”

“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.

Fatimah menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya
.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.

Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.

Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.


“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.

Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah
.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya
.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Bapak Ilmu Bedah Modern Ternyata Seorang Muslim



Dalam dunia kedokteran, seringkali kita mendengar istilah ‘jahitan’ untuk menutup luka yang menganga. Penjahitan yang dalam bahasa kedokteran disebut hecting, biasanya dilakukan pada kulit atau jaringan tubuh lain yang robek. Untuk melakukan tindakan hecting diperlukan dua alat, yaitu jarum dan benang yang dikenal dengan istilah catgut. 

Catgut dibuat dari jaringan hewan. Biasanya dari usus sapi atau kambing. Mengapa dipilih dua hewan tersebut? Tak lain karena zat dari dua hewan inilah yang dapat diterima oleh tubuh manusia ketika benang (catgut) tersebut menyatu dengan kulit. Dan yang paling penting adalah karena dua hewan tadi halal digunakan menurut hukum islam.

Faktor kehalalan ini sangat diperhitungkan karena penemu metode hecting dengan zat catgut adalah seorang muslim.

Adalah seorang ilmuwan muslim, Abu Al Qasim Khalaf Ibn Al Abbas Al Zahrawi yang pertama kali menemukan catgut dan metode hecting pada abad ke-10.
Dunia pun mencatat kontribusi Abu Al Qasim ini. Sebuah buku yang ditulis oleh Ingrid Hehmeyer dan Aliya Khan, diterbitkan oleh Canadian Medical Association Journal (2007) berjudul Islam’ Forgotten Contributions to Medical Science (Kontribusi Islam yang Terlupakan dalam Ilmu Pengetahuan Medis), mengutip bahwa Abu Al Qasim adalah orang yang pertama yang menggunakan catgut sebagai bahan untuk melakukan hecting.
Metode ini ia temukan saat ia menjabat sebagai anggota Dewan Dokter Raja Al Hakam II masa kekhalifahan Umayyah di Andalusia (Spanyol sekarang). Penemuan tersebut merupakan sumbangan terbesar untuk dunia kedokteran dalam melakukan pembedahan. Betapa tidak, sebelum metode hecting ini ditemukan, pembedahan pada luka pasien dilakukan dengan cara membakar kulit atau jaringan yang terbuka. Istilah medisnya cauterization. Tindakan ini efektif menutup luka tapi sangat menyakitkan dan mempunyai efek jangka panjang yang buruk.

Peran Abu Al Qasim ini mengembangkan dunia medis terus berlanjut. Ia tak hanya menemukan metode (hecting) dan penggunaan catgut. Tokoh yang juga ahli kebidanan ini menemukan foreceps. Forcep adalah sebuah pisau bedah yang dipakai untuk mengeluarkan fetus (janin yang mati dalam kandungan). Abu Al Qasim juga dikenal sebagai orang pertama yang mengenali penyakit kelainan darah (hemophilia). Yang menakjubkan, ia juga membuat beragam obat untuk keperluan setelah operasi. Bahkan dalam hal menyiapkan gigi palsu dan memasangnya pun dapat ia lakukan.

Masih banyak kontribusi Abu Al Qasim dalam dunia medis yang dijadikan rujukan sampai sekarang. Semua rangkuman pengetahuannya tentang medis tercantum dalam bukunya yang berjudul Al-Tasrif (Metode Pengobatan). Di dalamnya ia mengemukakan banyak hal berkaitan dengan pengobatan, bahkan ia juga mengenalkan lebih dari 200 peralatan bedah yang sangat berguna untuk keperluan operasi. Al-Tasrif telah beberapa kali diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi rujukan utama sekolah-sekolah kedokteran Eropa selama lima abad. Satu nama yang pernah menerjemahkan Al-Tasrif adalah Gerard of Cremonia. Ia menerjemahkan Al-Tasrif dalam bahasa latin pada abad ke-12.

Karena kontribusinya inilah Abu Al Qasim, dalam sebuah literature medis berjudul Neuroscience in Al-Andalus and its influence on Medieval Scholastic Medicine ( Neuroscience di Andalusia dan pengaruhnya pada pendidikan medis abad pertengahan –red) yang diterbitkan tahun 2002, karya empat orang ilmuwan Spanyol yaitu A. Martin-Araguz, C.Bustamante-Martinez, Ajo. V. Fernandes-Armayor, J.M. Moreno Martinez, menobatkan Abu Al Qasim sebagai bapak ilmu bedah modern. Subhanallah

Lima Hal Yang Diingat Umar Bin Khatab r.a atas Kecerewetan Sang Istri



                        
Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin Khatab r.a. Ia ingin mengadu pada Khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. 

Dari dalam rumah terdengar istri Khalifah Umar bin Khatab r.a sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Khalifah Umar bin Khatab r.a yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?
Umar berdiam diri karena ingat 5 hal.

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya.
Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.
Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja dan berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.
Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Khalifah Umar bin Khatab r.a paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Khalifah Umar bin Khatab r.a kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Khalifah Umar bin Khatab r.a ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya

Kunci Surga



Ibarat sebuah pintu, surga membutuhkan sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya.
Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu?
Bagi yang merindukan surga,
tentu akan berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa.

Tetapi anda tak perlu gelisah, Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
telah menunjukkan pada umatnya apa kunci surga itu,
sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits yang mulia,
beliau bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh
dengan penuh keikhlasan, maka dia akan masuk surga."
(HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shohih)

Ternyata, kunci surga itu adalah Laa Ilaahaa Illalloh, 
 kalimat Tauhid yang begitu sering kita ucapkan.
Namun semudah itukah pintu surga kita buka?
Bukankah banyak orang yang siang malam
mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh
tetapi mereka masih meminta-minta (berdo’a dan beribadah) kepada selain Alloh,
percaya kepada dukun-dukun dan melakukan perbuatan syirik lainnya?
Akankah mereka ini juga bisa membuka pintu surga? Tidak mungkin!

Dan ketahuilah, yang namanya kunci pasti bergerigi.
Begitu pula kunci surga yang berupa Laa Ilaaha Illalloh itu,
ia pun memiliki gerigi. Jadi,
pintu surga itu hanya bisa dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi.

Al-Iman Al-Bukhori meriwayatkan dalam Shohih-nya (3/109),
bahwa seseorang pernah bertanya kepada Al-Imam Wahab bin Munabbih
(seorang Tabi’in terpercaya dari Shon’a yang hidup pada tahun 34-110 H):
“Bukankah Laa Ilaaha Illalloh itu kunci surga?
“Wahab menjawab: “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi.
Jika engkau membawa kunci yang bergerigi,
maka pintu surga itu akan dibukakan untukmu!”

Lalu, apa gerangan gerigi kunci itu Laa Ilaaha Illalloh itu?
Ketahuilah, gerigi kunci Laa Ilaaha Illalloh itu adalah syarat-syarat Laa Ilaaha Illalloh!
Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qoshim Al-Hambali An-Najdi rahimahullah,
penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut menyatakan,  
syarat-syarat Laa Ilaaha Illalloh itu ada delapan, yaitu:

Pertama: Al-‘Ilmu (Mengetahui),
maksudnya adalah Anda harus mengetahui arti (makna) Laa Ilaaha Illalloh secara benar.
Adapun artinya adalah, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh.”
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh, niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Seandainya Anda mengucapkan kalimat tersebut tetapi anda tidak mengerti maknanya,
maka ucapan atau persaksian tersebut tidak sah dan tidak ada faedahnya.

Kedua: Al-Yaqiinu (Meyakini),
maksudnya adalah anda harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa Ilaaha Illalloh tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan aku adalah utusan Alloh. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Alloh sambil membawa dua kalimat syhadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga. (HR. Muslim)

Ketiga: Al-Qobulu (Menerima),
maksudnya Anda harus menerima segala tuntunan Laa Ilaaha Illalloh dengan senang hati, lisan dan perbuatan, tanpa menolak sedikitpun. Anda tidak boleh seperti orang-orang musyrik yang digambarkan oleh Alloh dalam Al-Qur’an (yang artinya): “Orang-orang yang musyrik itu apabila dikatakan kepada mereka, (ucapkanlah) Laa Ilaaha Illalloh, mereka menyombongkan diri seraya berkata, Apakah kita harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini?" (QS. As-Shoffat: 35-36)

Keempat: Al-Inqiyaadu (Tunduk atau Patuh),
maksudnya Anda harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa Ilaaha Illalloh dalam amal-amal nyata. Alloh Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “Kembalilah ke jalan Tuhanmu dan tunduklah kepada-Nya." (QS. Az-Zumar: 54). Alloh Ta’ala juga berfirman (yang artinya): “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul (ikatan) tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa Ilaaha Illalloh). “(QS. Luqman: 22). Makna “menyerahkan dirinya kepada Alloh” yaitu tunduk, patuh dan pasrah kepada-Nya. (ed.)

Kelima: Ash-Shidqu (Jujur atau Benar),
maksudnya Anda harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa Ilaaha Illalloh, yakni sesuai antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa disertai kebohongan sedikit pun. Nabi Shollallohu ‘Alahi wa Sallam bersabda (yang artinya): “Tidaklah seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya, dia mengucapkannya dengan jujur dari lubuk hatinya, melainkan pasti Alloh mengharamkan neraka atasnya." (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Keenam: Al-Ikhlas (Ikhlas atau Murni),
maksudnya Anda harus membersihkan amalan Anda dari noda-noda riya’ (amalan ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain) dan berbagai amalan kesyirikan lainnya. Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Alloh mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Alloh 'Azza wa Jalla.“ (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Ketujuh: Al-Mahabbah (Mencintai),
maksudnya anda harus mencintai kalimat Tauhid, tuntunannya dan mencintai juga kepada orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara yang merusak Tauhid itu. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan di antara manusia ada yang membuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Alloh yang dicintai layaknya mencintai Alloh. Sedangkan orang-orang yang beriman, sangat mencintai Alloh diatas segala-galanya." (QS. Al-Baqarah: 165). Dari sini kita tahu, Ahlut Tauhid mencintai Alloh dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan Ahlus Syirik mencintai Alloh dan mencintai Tuhan-Tuhan yang lainnya. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa Ilaaha Illalloh. (ed.)

Kedelapan: Al-Kufru Bimaa Siwaahu (Mengingkari Sesembahan yang Lainnya),
maksudnya Anda harus mengingkari segala sesembahan selain Alloh, yakni tidak mempercayainya dan tidak menyembahnya dan juga Anda harus yakin bahwa seluruh sesembahan selain Alloh itu bathil dan tidak pantas disembah-sembah. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (yang artinya): “Maka barang siapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Alloh) dan hanya beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa Ilaaha Illalloh), yang tidak akan putus…”
(QS. Al-Baqoroh: 256)

Saudaraku kaum muslimin dari sini dapatlah Anda ketahui, bahwa orang yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh hanya dengan lisannya tanpa memenuhi syarat-syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi, sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia mengucapkannya lebih dari sejuta banyaknya. Karena itu perhatikanlah! Wallahu a’lam bish showab.

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua


  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Wahai saudaraku muslim dan muslimah, jika kamu ingin berhasil di dunia dan akhirat maka kerjakanlah beberapa pesan sebagai berikut:

1. Berbicaralah kepada kedua orang tuamu dengan sopan santun, jangan mengucakan “ah” kepada mereka, jangan hardik mereka dan berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang baik.

2. Taati selalu kedua orang tuamu selama tidak dalam maksiat karena tidak ada ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Allah.

3. Berlemah lembutlah kepada kedua orang tuamu, jangan bermuka masam di depannya dan janganlah memelototi mereka dengan marah.

4. Jaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orang tua. Dan janganlah mengambil sesuatu pun tanpa seizin keduanya.

5. Lakukanlah hal-hal yang meringankan keduanya meski tanpa perintah seperti berkhidmat, membelikan beberapa keperluan dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.

6. Musyawarahkan segala pekerjaanmu dengan orang tua dan mintalah maaf kepada mereka jika terpaksa kamu berselisih pendapat.

7. Segera penuhi panggilan mereka dengan wajah yang tersenyum sambil berkata: Ada apa, Bu! Atau: Ada apa, Pak!

8. Hormati kawan dan sanak kerabat mereka ketika mereka masih hidup dan sesudah mati.

9. Jangan bantah mereka dan jangan persalahkan mereka tapi usahakan dengan sopan kamu dapat menjelaskan yang benar.

10. Jangan kau bantah perintah mereka, jangan kamu keraskan suaramu atas mereka, dengarkanlah pembicaraannya, bersopan santunlah terhadap mereka dan jangan ganggu saudaramu untuk menghormati kedua orang tuamu.

11. Bangunlah jika kedua orang tuamu masuk ke tempatmu dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah dan jangan terlambat membantu ayahmu di dalam pekerjaannya.

13. Jangan pergi jika mereka belum memberi izin meski untuk urusan penting, jika terpaksa harus pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan jangan sampai memutuskan surat menyurat dengannya.

14. jangan masuk ke tempat mereka kecuali setelah memdapat izin terutama pada waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jangan makan sebelum mereka dan hormatilah mereka dalam makanan dan minuman.

16. Jangan berbohong dengan mereka dan jangan cela mereka jika mereka berbuat yang tidak menarik anda.

17. Jangan utamakan isterimu atau anakmu atas mereka. Mintalah restu dan ridho dari mereka sebelum melakukan segala sesuatu karena ridho Allah terletak pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan mereka.

18. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka dan jangan menselonjorkan kedua kakimu dengan congkak di depan mereka.

19. Jangan congkak terhadap nasib ayahmu meski engkau seorang pegawai besar dan usahakan tidak pernah mengingkari kebaikan mereka atau menyakiti mereka meski hanya dengan satu kata.

20. Jangan kikir untuk menginfakkan harta kepada mereka sampai mereka mengadu padamu dan itu merupakan kehinaan bagimu dan itu akan kamu dapatkan balasannya dari anak-anakmu. Apa yang kamu perbuat akan mendapat balasan.

21. Perbanyak melakukan kunjungan kepada kedua orang tua dan memberi hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah keduanya dan ambillah pelajaran dari anak-anakmu yaitu merasakan beratnya mendidik mereka.

22. Orang yang paling berhak mendapat penghormatan adalah ibumu, kemudian ayahmu. Ketahuilah bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu.

23. Usahakan untuk tidak menyakiti kedua orang tua dan menjadikan mereka marah sehingga kamu merana di dunia dan akhirat dan anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orang tuamu.

24. Jika meminta sesuatu dari kedua orang tuamu maka berlemah-lembutlah, berterima kasihlah atas pemberian mereka dan maafkan jika menolak permintaanmu serta jangan trelalu banyak meminta agar tidak mengganggu mereka.

25. Jika kamu sudah mempu mencari rizki maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tuamu.

26. Kedua orang tuamu mempunyai hak atas kamu dan isterimu mempunyai hak atas kamu maka berilah hak mereka. Jika keduanya berselisih usahakan kamu pertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.

27. Jika kedua orang tuamu bertengkar dengan isterimu maka bertindaklah bijaksana dan beri pengertian kepada isterimu bahwa kamu berpihak padanya jika ia benar, hanya kamu terpaksa harus merupakan penolong yang paling baik.

28. Jika kamu berselisih dengan kedua orang tua tentang perkawinan dan talak maka kembalikan pada hukum Islam karena hal itu merupakan penolong yang paling baik.

29. Do’a orang tua untuk kebaikan dan kejelekan diterima Allah maka hati-hatilah terhadap do’a dari kejelekan mereka .

30. Bersopan santunlah dengan orang, karena barangsiapa mencela orang tua seseorang maka orang tadi akan mencaci orang tuanya. Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

من الكبائر شتم الرجل والديه يسب أبا الرجل فيسب أباه ويسب أمه فيسب أمه.

“Diantara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orang tuanya; mencaci ayah orang maka ia mencaci ayahnya sendiri, mencaci lbu orang maka ia mencaci ibunya sendiri.”

31. Kunjungilah kedua orang tuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya, bersedekahlah atas nama mereka dan perbanyaklah do’a untuknya sambil berkata:

رب اغفر لي ولوالدي رب ارحمهما كما ربياني صغيرا.


Oleh: Syekh Mohammad Bin Jamel Zeeno.
BUKU BIMBINGAN ISLAM Untuk Pribadi Dan Masyarakat

Sinetron: Yang Dibenci, Yang Dinanti




Hari gini yang punya TV pasti nggak asing sama tontonan yang namanya sinetron. Sinema elektronik atawa sinetron –istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ)-udah jadi menu sehari-hari yang buat sebagian orang kudu dinikmati. Mau yang sinetron sekali tayang habis ala FTV atau yang stripping beratus episode ala Cinta Fitri ada penggemarnya sendiri. Atau sinetron yang diimpor dari luar Indonesia kayak telenovela yang asalnya dari Amerika Latin atau soap opera alias opera sabun yang lahir pertama kali di Amerika, plus drama seri Asia yang diisi akting para artis Korea, Taiwan, dan Jepang, semua makin bikin warna sinetron di Indonesia beragam, banyak pilihan.

Banyak yang suka sama sinetron karena cerita sinetron yang bikin orang penasaran. Tiap episode berakhir dengan cerita yang dibuat ngegantung, bikin orang geregetan dan “nagih” untuk besok nonton lagi. Plus juga pemain-pemainnya yang cantik-cantik en ganteng bikin tangan makin nggak sanggup pencet remote pindah channel.
Tapi ternyata nggak semua masyarakat merespon keberadaan sinetron ini dengan suka. Ada juga sebagian masyarakat yang memilih untuk nggak nonton sinetron apalagi yang produk dalam negeri. Bahkan ada yang sampai bikin gerakan “Anti Sinetron”!

Kalau dicek n crosscek ketidaksukaan sebagian masyarakat terhadap sinetron wajar-wajar aja. Karena produk sinetron yang ada kebanyakan emang nggak bikin orang tambah pinter ngeliat hidupnya dan hidup orang lain. Nggak tambah bijak dan lihai untuk bisa ngejadiin diri cari solusi untuk permasalahan hidup yang sedang dihadapi.
Loh kan sinetron emang bukan media pendidikan kan? Sinetron kan emang peruntukkannya cuma untuk menghibur. Gitu sih ngelesnya. Iya sih. Sinetron emang dibikin untuk menghibur, tapi kan bukan berarti melupakan unsur pendidikan. Contohnya –ini contoh yang sering banget dipake, karena selain yang ini nggak ada lagi yang lain hehe..- sinetron Kiamat Sudah Dekat, Lorong Waktu, atau Para Pencari Tuhan. Lewat sinetron-sinetron tersebut banyak cerita keseharian ditampilkan plus bagaimana contoh penyelesaiannya sesuai dengan syariat Islam. Orang nggak ngerasa diguruin, nggak ngerasa diceramahin, tapi bisa dengan baik bercermin.

Sayangnya nggak banyak sinetron yang semacam itu. Ada juga sih sinetron yang mencoba tampil islami, apalagi seperti pada Ramadhan kemarin. Tapi karena global idenya masih yang kebanyakan: perseteruan karena warisan, harta, perempuan, dan mistis hantu-hantuan, walhasil nama Allah, ayat-ayat Allah yang digunakan di tiap adegan jadi tampak garing. Nggak ada “ruh” yang ditampilkan, bahkan bertentangan dengan syariat Islam.

Sinetron dihujat, rating tetap nanjak?

Nah, ini fenomena lain dari sinetron di tanah air. Banyak kejadian sinetron yang isinya dinilai banyak pihak nggak mutu tapi ratingnya tinggi. Kesimpulannya, tontonan yang nggak mutu juga banyak penontonnya. Berarti penontonnya juga banyak yang nggak mutu dong. Bisa jadi. Bener nggak tuh? Harusnya bener kan? Glodak!
Tapi, ada temuan nih yang bilang kalo rating bisa juga direkayasa. Rating yang jadi “tuhan” di jagad sinetron ternyata nggak melulu presentasi dari pilihan penonton. Apalagi mengingat lembaga perating tayangan televisi di Indonesia itu hanya diisi oleh AC-Nielsen yang asal Amerika. Posisi monopoli bisa memungkinkan segala praktek di luar kelaziman karena nggak ada yang bisa kontrol.
Jadi nggak seutuhnya bener kalo sinetron booming karena mengikuti keinginan pasar, keinginan masyarakat. Jangan-jangan masyarakat lah yang dikondisikan untuk mau nerima sinetron dengan segala jenisnya itu. Sama seperti dulu masyarakat yang semula nggak peduli sama urusan gosip via layar kaca, sekarang malah ketagihan infotaintment.
Nah lho! Kok bisa? Coba deh kita sama-sama teliti tulisan Steven Sterk yang merupakan nama samaran dari karyawan yang sudah bekerja 6 tahun di AC Nielsen. Teliti sebelum menyimpulkan, dan teliti dengan menghubungkannya dengan fakta yang ada di hadapan. Siap? Oke, ini dia.
Tujuh fakta di balik AC-Nielsen:

Pertama, AC Nielsen Indonesia tidak memiliki tenaga handal profesional yang direkrut dari luar negeri demi menjaga kerahasiaan sistem mereka, seperti yang selalu diklaimnya. AC Nielsen Indonesia yang sekarang banyak ditangani oleh para pekerja Indonesia, yang sebagian besar dari mereka adalah fresh graduated (sebagian besar adalah lulusan statistik dan matematika). Sehingga kerahasiaan sistem mereka sebenarnya tidak benar-benar seperti benda suci yang selalu mereka jaga kerahasiaannya. Mereka banyak merekrut tenaga dari dalam negeri dengan anggapan bahwa tenaga dari Indonesia adalah jauh lebih murah dibanding mempekerjakan tenaga dari negara mereka yang sudah berpengalaman. Bahkan Hampir setengah dari tenaga lapangan AC Nielsen adalah para mahasiswa yang belum lulus dengan hitungan tenaga magang. Sehingga dengan tujuan efisiensi pada sumber daya manusia, mereka bisa lebih banyak mendapat keuntungan.

Kedua, dengan banyak merekrut tenaga kerja baru lulus kuliah dan mahasiswa magang, AC Nielsen banyak memberikan toleransi kesalahan data. Terutama data-data yang ada di lapangan. Sering sekali saya alami penyimpangan data terjadi hanya karena keteledoran SDM semata-mata.

Ketiga, untuk pemilihan demografis responden rating televisi cenderung dilakukan dengan asal-asalan. Dan tidak diusahakan pemerataan pada sebaran datanya. Misalnya, untuk mengetahui berapa kecendrungan pemirsa untuk tayangan televisi A, mesti diambil jumlah responden yang seimbang misalnya untuk kelas ekonomi atas 33,3%, kelas ekonomi menengah 33,3 %, untuk kelas ekonomi bawah 33,3%, sehingga total 100%. Dengan model seperti ini, diharapkan angka rating yg didapat adalah lebih obyektif. Namun pada prakteknya, AC Nielsen Indonesia banyak mengambil data responden sebagian besar dari kelas ekonomi rendah. Profil mereka sebagian besar adalah: ekonomi kelas rendah, berpendidikan rendah, tidak mempunyai pekerjaan, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pedagang kaki lima, karyawan toko, buruh pabrik, dan lain-lain. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar tayangan televisi nasional yang memiliki rating tinggi justru yang memiliki cita rasa rendah dan apresiasi seni yang rendah. Seperti tayangan gosip artis, tayangan mistik, film-film hantu, dan sinetron-sinetron picisan.
Tayangan-tayangan televisi yang justru bersifat mendidik dan mencerdaskan akan selalu mendapat nilai rating yang rendah dari AC Nielsen. Kebijakan ini diambil AC Nielsen karena ia tidak mau membayar uang imbalan untuk respondennya. Sehingga responden yang diambil adalah kebanyakan dari kaum ekonomi bawah agar bisa dibayar murah.

Keempat,untuk pemilihan responden secara geografis juga dilakukan dengan tidak merata. Sebaran data yang diambilnya tidak pernah dilakukan dengan distribusi yang sama rata secara nasional, melainkan sekitar lebih dari 60% datanya hanya terkumpul dari Jakarta saja.

Kelima, sebagai imbalan (honor), responden rating hanya mendapat souvernir senilai Rp 30,000 s/d Rp 50,000,-saja per bulannya. Sehingga responden cenderung ogah-ogahan untuk menjaga integritasnya.

Keenam, idealnya sebuah keluarga atau sebuah rumah yang menjadi responden televisi menjadi reponden selama 6 bulan saja atau maksimal selama 1 tahun. Setelah itu AC Nielsen harus mencari responden baru. Secara statistik hal itu perlu dilakukan demi menjaga obyektivitas data. Agar secara psikologis, mood responden tidak mempengaruhi data selanjutnya. Namun pada kenyataannya, seorang responden kebanyakan bisa menjadi responden selama 7 TAHUN LEBIH. Untuk hal ini adalah murni dikarenakan kemalasan dari manajemen AC Nielsen untuk melakukan pemeriksaan ke lapangan.

Ketujuh, para responden rating AC Nielsen sama sekali tidak mempunyai integritas. Dengan demikian, beberapa oknum televisi beserta oknum AC Nielsen dapat memberikan “pesanan” kepada ratusan responden sekaligus agar “memanteng” program televisi tertentu, agar hitungan rating program tersebut menjadi tinggi. Biasanya jumlah yang diajak adalah sekitar 100 s/d 700 orang dari total 3,500 responden. dengan 700 orang berarti program tersebut diharapkan sudah memegang rating 1/5 dari total rating. Biasanya tiap satu kali “memanteng” (demikian sebutannya) tiap responden meminta bayaran Rp 100,000,-. Sehingga dengan 700 orang x Rp 100,000,-, oknum pihak televisi tersebut hanya mengeluarkan uang Rp 70,000,000 saja per satu kali “manteng”. Dengan begitu angka rating dapat dimanipulasi dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah sebenarnya bagi para stasiun televisi.

Bro en Sis, saya dapetin data ini dari sebuah blog. Silakan cek di: (http://illegalblogging.wordpress.com/2009/06/05/%E2%96%A0-kenapa-sinetron-picisan-bisa-masuk-prime-time-rating-palsu-ac-nielsen/)

Nah gimana menurut kamu setelah meneliti tulisan Steven Sterk di atas? Nyium-nyium bau nggak sedap “rekayasa” atau “konspirasi” kah? Hehehe … lebay ya pake bawa-bawa istilah konspirasi? Apapun istilahnya, fakta di lapang sinetron yang isinya nggak jelas tapi ratingnya teratas emang nggak jauh dari apa yang dibeberkan oleh Steven. Penyebabnya? Ya karena “ada main mata” antara pihak TV atau PH dengan AC Nielsen. Rahasia umum yang masih dianggap tabu oleh sebagian orang untuk dibilang bukan rahasia lagi.

Behind the scene

Sinetron bisa ada di layar kaca pastinya dengan proses. Proses berlapis yang melibatkan banyak pihak. Kalau bicara soal konten cerita ada tiga pihak yang punya peran penting yaitu produser, sutradara, dan penulis skenario, selain TV sebagai fasilitator.

Produser punya wewenang yang sangat besar untuk nentuin mana cerita yang lolos, mana yang harus direvisi dulu, mana yang harus langsung masuk tong sampah. Penulis skenario jarang banget punya bargaining position untuk menyampaikan argumentasi. Ya iyalah, karena produserlah yang punya fulus. Apalagi TV kadang punya permintaan-permintaan khusus ke PH (produser) demi upaya penyelamatan rating. Ceritanya harus ditambah porsi Si Tokoh X, dikurangin di bagian ini, yang bagian itu dihilangin aja. Begini-begitu. Begitu-begini. Jadi, nggak ada tayangan sinetron yang asli 100% eksekusi ide dari penulis.

Makanya jadi berat untuk para penulis idealis untuk bisa tetap mempertahan idealismenya, yang nggak pengen keyboard-nya dinodai pembodohan masyarakat. Semua akhirnya runtuh di hadapan kapital alias uang. Hidup kan butuh duit. Keluarga mau dikasih makan apa kalau nggak ada job nulis. Muncul dilema.
Kalau yang masih bertahan, pilihannya cuma dua. Mereka harus berusaha lebih keras lagi, doa lebih khusyuk lagi untuk bisa nyantol sama produser dan sutradara yang punya visi dan misi idealisme yang sama, dan itu jaraaa…ng banget. Atau banting stir nulis yang lain yang dinilai itu bisa menyelamatkan misinya. Ya gitulah kapitalisme bikin keinginan hidup yang lempeng jadi susah banget.

Semua kudu bertanggung jawab

Masalah mutu tayangan TV di Indonesia termasuk sinetron nggak cuma jadi tanggung jawab satu pihak. Pemerintah, pengusaha televisi, PH, juga masyarakat penonton punya porsi tanggung jawab masing-masing.
Bagi pengusaha televisi dan PH udah saatnya menginvestasikan modal yang dimiliki untuk ikut mencerdaskan bangsa. Cerdas yang nggak hanya ukuran duniawi, materi, tapi juga ukhrowi. Cerdas menjalani hidup sebagai makhluk Allah Swt.: mampu mengurai permasalahan hidup menggunakan penuntun yang sudah dianugerahkan Allah yaitu al-Quran dan as-Sunnah dan mampu menghadirkan solusi itu buat orang lain juga.

Bagi masyarakat penonton, punya tanggung jawab untuk saling mengingatkan demi saling meningkatkan kualitas diri. Kualitas sejati sebagai hamba Allah yang peduli, bervisi kebangkitan dan bermisi perjuangan bersandar keimanan, seperti yang selama ini diupayakan oleh buletin kesayangan kamu, gaulislam ini.
Tanggung jawab terbesar ada pada pemerintah sebagai pihak yang diamanahi untuk mengayomi dan membina masyarakat. Sabda Rasulullah saw: “Imam adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad)

Sudah saatnya para pemimpin negeri ini mengambil standar yang mapan yang benar-salah, hitam-putihnya jelas dan terang yaitu syariat Islam. Sehingga tayangan pun bisa disensor atau dinilai dengan benar-salah yang juga terang. Menutup kemungkinan tumpulnya gunting sensor. Karena yang jadi korban nantinya juga anak bangsa sendiri. Jika anak bangsa rusak, negeri ini pun akan terpuruk. Dan, pastinya bukan itu yang kita semua mau